Masa Depan Energi Panas Bumi

Simetrikal.Co -USU. Seminar Geothermal yang diprakarsai oleh USAID berlangsung
di Aula Abdul Hakim FK USU rabu (19/11). Hadir dalam seminar ini Ir. Sanusi Satar mewakili API (Asosisasi Panas Bumi Indonesia), Mawardi Agani dari PT. PGE (Pertamina Geothermal Energy), Dr. Ir. Nenny Miryani  Saptadji (Ketua Prodi Magister Geothermal ITB), dan Prof. Dr. Ir. Bustami Syam (Dekan Fakultas Teknik USU). Seminat ini juga dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari Departemen Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Arsitektur.

Potensi energi panas bumi di Indonesia sebesar 28.617 MW, sementara kapasitas yang terpasang baru 1.396 MW. Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2025 sudah terpasang 9.500 MW. Demikian disampaikan oleh Ir. Sanusi Satar dalam presentasinya. Namun dengan potensi yang sangat besar ini (sekitar 40 persen dari total cadangan dunia), dirasa tidaklah sulit untuk mencapai target ini. Namun juga tidak mudah mengingat banyaknya tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan panas bumi ini. Ir. Sanusi Satar menjelaskan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan geothermal di Indonesia antara lain persoalan infrastruktur, pembebebasan lahan, perizinan, SDM/kompetensi, tingginya risiko dan biaya investasi, seleksi, dan aplikasi yang tepat, serta dampak sosial yang ditimbulkan akibat pembangunan Geothermal ini. 

Sementara itu Mawardi Agani dari PT. Pertamina Geothermal Energy menjelaskan tentang perlunya pemerintah membantu mengurangi risiko pengembangan dengan cara menanggung risiko eksplorasi. Selain itu, menurut beliau pemerintah juga perlu untuk menetapkan harga listrik tetap, memberikan izin pengembangan geothermal di hutan konservasi, mendorong sinergi antar BUMN untuk pengembangan geothermal, dan perlunya kesamaan pemahaman antara pemerintah pusat dan daerah terkait dengan kegiatan geothermal.

Sementara itu Prof. Dr, Ir. Bustami Syam menjelaskan pentingnya pendekatan intellectual cluster untuk mempercepat pembangunan energi geothermal. Menurut Prof. Bustami, intellectual cluster adalah potensi yang tersembunyi untuk mengakselerasi pembangunan. Beliau mencontohkan intellectual cluster yang sudah terbentuk adalah antara USU, Unsyiah, IOPRI, PTPN III, dan Unsam dalam pengembangan minyak kelapa sawit. Beliau menambahkan bahwa perlunya kerjasama industri, universitas, dan pemerintah untuk membuat masyarakat sejahtera.

Liputan: Kartini Putri
Editor: Nanda
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment

Ayo beri kritik dan saran..!