Sumber Gambar: di sini |
Oleh: Ghaleeb Mumtaz
Tahun 1912 adalah pertama kalinya
KH. Ahmad Dahlan mencetus Muhammadiyah. Lalu apa hubunganya Muhammadiyah dengan
judul tulisan. Ya, Muhammadiyah adalah sebuah konsep social entreprise yang
sudah digagas oleh tokoh besar bangsa ini sebelum dikenalnya Republik
Indonesia. Ide Ahmad Dahlan sendiri beranjak dari keprihatinan terhadap kondisi
masyarakat pada saat itu sehingga mendorongnya menelurkan prinsip agar manusia
menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan
dasar iman dan syariat agama. Dalam perkembanganya, gerakan Ahmad Dahlan
tersebut memiliki fokus kuat terhadap dunia pendidikan sehingga saat ini
Muhammadiah memiliki ribuan sekolah dan 172 perguruan tinggi di seluruh
indonesia.
Kewirausahaan sosial adalah
kewirausahaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat bukan sekadar
memaksimalkan keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial biasa disebut
'pengembangan masyarakat' atau ‘organisasi bertujuan sosial’ (Tan, 2005:1). Kewirausahaan
sosial merupakan sebuah solusi dari realitas yang berkembang di masyarakat.
Sebuah social entreprise tidak hanya
melihat sebuah peluang dari sisi profitabilitasnya saja namun condong kepada
benefit yang bisa diberikan.
Budaya gotong-royong yang sejak
lama telah dimiliki oleh bangsa Indonesia menyebabkan konsep social entreprise atau community entreprise bukan hal sulit
untuk diterapkan di masyarakat. Bahkan gagasan ini diatur pemerintah dalam
format koperasi. Koperasi merupakan badan usaha yang dimiliki oleh anggota
dengan tujuan kesejrahteraan anggota dengan prinsip kebersamaan. Konsep dalam
praktik dan asasnya konsep koperasi kongruen dengan konsep social entreprise.
Model social entreprise yang lebih modern dapat kita lihat seperti yang
dicontohkan Prof. Rhenald Kasali, PhD melalui Rumah Perubahan yang awalnya di
tahun 2007 berupa komunitas tani. Beliau terpanggil untuk melakukan perubahan
nyata dengan memperbaharui kesejahteraan masyarakat dan membebaskan masyarakat,
dunia usaha, serta negaranya dari belenggu yang mengikat kaki, tangan, dan
pikiran mereka. Berbeda dengan dunia akademis yang serba teoritis dan paper based, ia menginginkan perubahan
nyata yang konkret dan praktis. Rumah perubahan mengembangkan pertanian dan
produk olahan pertanian, mengembangkan pelatihan dan jasa konsultan manajemen
perubahan yang dikelola secara efisien. Bahkan, saat ini Rumah Perubahan menginisiasi
komunitas-komunitas perubahan dan entrepreneurship.
Konsep kewirausahaan sejatinya
sudah cukup populer di kalangan mahasiswa. Ini tidak terlepas dari gencarnya
kampanye entrepreneurship di kalangan
mahasiswa, bahkan kewirausahaan telah diintegrasikan ke dalam kurikulum dan
program-program kementrian pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga, saat ini
dengan mudah kita temui mahasiswa yang berbisnis gorengan, keripik, es, pulsa,
kaos, jaket dan jilbab.
Namun secara umum usahawan
mahasiswa bergerak sebagai bisnis entreprise yang bergerak masing-masing. Belum
banyak yang digerakan secara kolektif maupun yang bisnisnya terintegrasi di
masyarakat. Kekurangan tentu saja sebagai sebuah perusahaan perseorangan pada
umumnya, nafas bisnisnya sangat tergantung dari kekuatan, konsentrasi dan
semangat pendirinya selain kendala modal yang juga sering membatasi.
Coopreative entreprise dikalangan mahasiswa sebenarnya sudah banyak
diterapkan di kampus-kampus, utamanya di pulau jawa. Konsepnya adalah
mewujudkan kesejarahtraan anggota melalui bisnis yang dikelola bersama. Tidak
koperasi mahasiswa sejatinya merupakan wadah penanaman ideologi kewirausahaan
sosial. Bisnis yang dikembangkan juga dapat bermacam-macam mulai dari yang
sesuai kebutuhan mahasiswa hingga bermitra dengan masyarakat.
Lebih jauh diharapkan student cooperative entreprise dapat
diterapkan seorang mahasiswa dalam mengambil inisiatif mengerakkan komunitas
atau masyarakat daerahnya setelah mereka menyelesaikan masa studinya di kampus.
Sejatinya daerah memiliki potensi dan tantangan lebih besar ketimbang menjadi
karyawan di korporasi nasional. Potensi yang membutuhkan uluran tangan dan
pemikiran para intelektual dalam mentransformasi potensi yang ada.
Tentang Penulis:
Ghaleeb Mumtaz. Penulis adalah mahasiswa aktif Teknik Industri USU 2011. Penulis merupakan salah satu pendiri Koperasi Mahasiswa (Kopma) Teknik USU. Beliau juga aktif di KAMMI.
Ghaleeb Mumtaz. Penulis adalah mahasiswa aktif Teknik Industri USU 2011. Penulis merupakan salah satu pendiri Koperasi Mahasiswa (Kopma) Teknik USU. Beliau juga aktif di KAMMI.
Editor: Riki Ananda Nasution, S.T
0 comments :
Post a Comment
Ayo beri kritik dan saran..!